Nyata
yang begitu indah hanyalah mimpi.
Tak
semudah ucapan tak semudah angan-angan.
Rencana
hanya sebuah rencana, bukan kita yang menentukan.
Namun
tak satupun terwujud... hanya sebuah rencana.
Nyata
kau ucapkan kata setia di telingaku, hingga ku tuli.
Nyata
kau lindungi aku sekuat tenagamu, hingga ku mati.
Namun
nyata hanyalah mimpi.
Tak
satupun terwujud, hanya sebuah impian.
Ketika
pengorbanan ini tak lagi kau hargai.
Termakan
auman egomu yang begitu keras.
Tergoreskan
nafsu belaka.
Dia
menuntut akupun begitu.
Bukankah itu membuatmu bimbang?
Kau
senang di perebutkan namun kau lupa apa
tujuanmu padaku...
Aku
lelah termakan api amarah.
Tak
berguna, hanya dosa yang ku dapat.
Kau
terlalu bodoh untuk mengerti.
Tak
pernah belajar dari kesalahamu.
hanya
ego yang membenarkan tindakanmu dan kau bangga akan itu.
Alangkah mirisnya hidupmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar