Minggu, 06 Januari 2013

Khianat



Pernahkah kau dikhianati seorang yang kau percaya dalam hidupmu?
Perih yang dirasakan akan semakin tajam jika seseorang yang melakukan hal itu adalah orang yang sangat kau percaya lebih diatas apapun. Rasa sakit yang semakin menghujam dikala semua itu sirna didepan mata, dikhianati oleh dia yang kau percaya. Penyesalan memang datang pada akhirnya.
            Perkecamukan diantara dua persoalan yang semakin memanas, kata-kata yang terlontar semakin tajam dikala logika terkalahkan oleh emosi. Kala janji yang terpecahkan karna ingkar, kala kepercayaan yang terpecahkan karna khianat. Hanya kecewa yang didapat.

waktu yang menjawab



Sampai hingga waktu yang menjawab, diriku dan dirimu satu dalam ikatan batin. Matamu bagai jembatan masa depanku, cahaya yang terpancar memberikan harapan yang baru akan dunia yang akan kita jalani bersama. Semangat yang kuat untuk menempuh semua ini.. aku percaya, selama kita menyatukan hati bersama kita bisa menjalani takdir tuhan. Antara kau dan aku memanglah tak sama, tapi kau membuatnya berbeda. Kau laksana perahu yang menerjang badai di siang hari.

            Inginkan aku untuk terus bersama, walau aku bukanlah milikmu seutuhnya, tetapi dapatku pastikan bahwa aku selalu ada dihtimu. Aku yang ada di setiap lantungan detak  jantungmu, disetiap hembsan hawa nafasmu, disetiap jejak langkah kakimu.

            Aku adalah seorang yang menunggumu disini, untuk dapatkan cintamu yang tulus bagai sang rembulan yang setia menemani sang malam hingga tiada, bagai sang air yang mengalir dengan sabarnya hingga ia sampai pada lautan lepas. Bagai ombak yang bergejolak mengikuti arah takdir.

Tersadar namun tak terbangun.



Nyata yang begitu indah hanyalah mimpi.
Tak semudah ucapan tak semudah angan-angan.
Rencana hanya sebuah rencana, bukan kita yang menentukan.
Namun tak satupun terwujud... hanya sebuah rencana.
Nyata kau ucapkan kata setia di telingaku, hingga ku tuli.
Nyata kau lindungi aku sekuat tenagamu, hingga ku mati.
Namun nyata hanyalah mimpi.
Tak satupun terwujud, hanya sebuah impian.

Ketika pengorbanan ini tak lagi kau hargai.
Termakan auman egomu yang begitu keras.
Tergoreskan nafsu belaka.
Dia menuntut akupun begitu.
 Bukankah itu membuatmu bimbang?
Kau senang di perebutkan namun kau lupa apa tujuanmu padaku...

Aku lelah termakan api amarah.
Tak berguna, hanya dosa yang ku dapat.
Kau terlalu bodoh untuk mengerti.
Tak pernah belajar dari kesalahamu.
hanya ego yang membenarkan tindakanmu dan kau bangga akan itu.
 Alangkah mirisnya hidupmu.

-Sandiwara-



Sembunyikan perasaanku dibalik tawa dan canda…
Aku ini menangis melihatmu,
Melihatmu tertawa padahal menderita.
Janganlah engkau anggap hati ini fana.
Karna ini sandiwara.
Antara diriku dan dirimu.

Mainkan peranku yang buruk,
menyembunyikan hati dibalik topeng ini.
Mata melihat, melirik ke arahmu.
Menjera menjerit di balakangmu.

Jangan kau pandang aku sebelah mata.
Karna aku sama sepertimu,
Karna diri ini punya hati.
Karna hati ini punya dirimu..

Sadarkan aku... Tuhan...



Aku salah..
aku relakan harga diriku demi seorang yang tak menjaga harga diriku...
aku korbankan masa depanku demi seorang yang tak pernah memikirkan masa depanku...
aku berikan hatiku untuk seseorang yang tak pernah memberikan hatinya untukku...
mengapa aku begitu bodoh ya Tuhan?
Dia campakkan aku di hadapan-nya, Dia buang aku...
Lontarkan kata-kata dusta dan pergi di hadapanku...
Kemudian di belakangku.. dia datang, dengan berjuta harapan...
Berharap ia akan berubah... namun berulang dia lakukan...
mengapa masih saja aku memberi kesempatan kepadanya ya Tuhan?
Bodohkah aku?
Butakah aku akan cinta ini?
Dia permainkan aku, hina aku... mengapa masih ada kata kesempatan untuknya? Mengapa ya Tuhan? Gerakkan hatiku untuk berkata tidak...aku mohon...
Sadarkah ia ya Tuhan? Sadarkah ia bahwa itu semua salah...
Dia bersenang di belakangku... bahagia tanpaku... campakkan aku disini.. mengapa masih ada kata sabar di hatiku ya Tuhan? Mengapa!!?
Mengapa aku tak bisa membalasnya? Mengapa semua ini membuatku lemah ya Tuhan?
Mengapa ini semua terasa begitu sulit?
Aku mohon... lelah hati ini menangis... terlalu sedih aku meratapi kesalahanku ya Tuhan...
 Tak seharusnya ia bermain dibelakangku jika ia mencintaiku...
Tak seharusnya ia berbohong kepadaku jika ia percaya padaku...
tapi mengapa ia tak melepasku saja ya Tuhan? Dia masih ingin bersamaku...namun masih saja ia melukaiku...